LAPORAN PRAKTIKUM
PESAWAT ATWOOD
Pesawat atwood adalah alat yang digunakan
untuk yang menjelaskan hubungan antara tegangan, energi pontensial dan energi
kinetik dengan menggunakan 2 pemberat (massa berbeda) dihubungkan dengan tali
pada sebuah katrol. Benda yang yang lebih berat diletakan lebih tinggi
posisinya dibanding yang lebih ringan. Jadi benda yang berat akan turun karena gravitasi
dan menarik benda yang lebih ringan karena ada tali dan katrol.
Galileo melakukan pengamatan mengenai
benda-benda jatuh bebas. Ia menyimpulkan dari pengamatan-pengamatan yang dia
lakukan bahwa benda - benda berat jatuh dengan cara yang sama dengan
benda-benda ringan. Tiga puluh tahun kemudian, Robert Boyle, dalam sederetan
eksperimen yang dimungkinkan oleh pompa vakum barunya, menunjukan bahwa
pengamatan ini tepat benar untuk benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan dari
gesekan udara. Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh.
Tetapi pernyataannya walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai
dengan hasil pengukuran dan pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai
orangpada saat itu (tetapi tidak diuji dengan eksperimen) yaitu kesimpulan
Aristoteles yang menyatakan bahwa,” Benda yang beratnya sepuluh kali benda lain
akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda yang lebih ringan”.
Pada tahun 1678 Sir Isaac Newton menyatakan hukum pertamanya tentang gerak,
yang sekarang kita kenal sebagai Hukum I Newton Hukum I Newton menyatakan “Sebuah
benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan apabila
resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol”.
Secara
matematis, Hukum I Newton dinyatakan dengan persamaan:
∑F = 0
Keterangan
:
∑F
= Resultan gaya (N)
Hukum di atas menyatakan bahwa jika suatu
benda mula-mula diam maka benda selamanya akan diam. Benda hanya akan bergerak
jika pada suatu benda itu diberi gaya luar. Sebaliknya, jika benda sedang
bergerak maka benda selamanya akan bergerak, kecuali bila ada gaya yang menghentikannya.
Konsep Gaya dan Massa yang dijelaskan oleh Hukum Newton yaitu Hukum I Newton
mengungkap tentang sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaannya atau dengan
kata lain sifat kemalasan benda untuk mengubah keadaannya. Sifat ini kita ini
kita sebut kelembaman atau inersia. Oleh karena itu, Hukum I
Newton disebut juga Hukum Kelembaman.
2.2
Hukum II Newton
“Setiap benda yang dikenai gaya maka
akan mengalami percepatanyang besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya
dan berbanding tebalik dengan besarnya massa benda.”
a =
, ∑F = m a

Keterangan
:
a
= percepatan benda (ms-2)
m
= massa benda (kg)
F
= Gaya (N)
Kesimpulan dari persamaan diatas yaitu arah
percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi bila gayanya konstan, maka
percepatan yang timbul juga akan konstan Bila pada benda bekerja gaya, maka
benda akan mengalami percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan
benda mengalami percepatan maka tentu akan ada gaya yang menyebabkannya. Persamaan
gerak untuk percepatan yang tetap yaitu :
Vt = V0 + at
Xt = X0 + V0t
+ ½ at2
V2 = V02 +
2a(Xt – X0)
Keterangan
:
Vt
= kecepatan akhir (m/s)
V0
= kecepatan awal (m/s)
V
= kecepatan (m/s)
Xt
= jarak akhir (m)
X0
= jarak awal (m)
a
= percepatan (m/s2)
t
= waktu (s)
Jika sebuah benda dapat bergerak melingkar
melalui porosnya, makapada gerak melingkar ini akan berlaku persamaan gerak
yang ekivalen dengan persamaan gerak linear. Dalam hal ini ada besaran fisis
momen inersia (momen kelembaman) I yang ekivalen dengan besaran fisis massa (m)
pada gerak linear. Momen inersia (I) suatu benda pada poros tertentu harganya
sebanding dengan massa benda terhadap porosnya.
I
~ m
I
~ r2
Dimana
harga tersebut adalah harga yang tetap
2.3
Hukum III Newton
Hukum III Newton menyatakan bahwa “Apabila
benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua (disebut aksi) maka benda kedua
akan mengerjakan gaya pada benda pertama sama besar dan berlawanan arah dengan
gaya pada benda pertama (reaksi).” Secara matematis dinyatakan dengan
persamaan :
Faksi = - Freaksi
Keterangan
:
F = gaya
(N)
Suatu
pasangan gaya disebut aksi-reaksi apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
1.
sama besar
2.
berlawanan arah
3.
bekerja pada satu garis kerja gaya yang sama
4.
tidak saling meniadakan
5.
bekerja pada benda yang berbeda
2.4
Gerak translasi
Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang
lintasannya berupa garis lurus. Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai
suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan
yang besarnya sama. Gerak lurus dapat dikelompokkan menjadi gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan yang dibedakan dengan ada dan
tidaknya percepatan.
1.
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus
suatu obyek, dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan,
sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali
waktu.
s = v t
Keterangan :
s = jarak tempuh (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
2.
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah
gerak lurus suatu obyek, di mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat
adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh
tidak lagi linier melainkan kuadratik. Dengan kata lain benda yang melakukan
gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah
kecepatannya karena ada percepatan ( a = + ) atau perlambatan ( a = - ) Pada
umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton II ( Σ F = m a)
Vt = V0 + at
Vt2 = V02
+ 2aS
S = V0t +
a t2

Keterangan:
V0= kecepatan awal
(m⁄s)
Vt= kecepatan akhir
(m⁄s)
a = percepatan (m⁄ s2)
t = waktu (s)
S = jarak yang ditempuh (s)
GLBB
dibagi menjadi 2 macam :
a.
GLBB dipercepat
GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya makin
lama makin cepat, contoh GLBB dipercepat adalah gerak buah dari pohonnya.
b.
GLBB diperlambat
GLBB
diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin kecil (lambat).
Contoh GLBB diperlambat adalah gerak benda dilempar keatas.
Persamaan
yang digunakan dalam GLBB sebagai berikut :
Untuk
menentukan kecepatan akhir
v
= v0 +/- at
Keterangan
:
V
= kecepatan (m/s)
V0
= kecepatan awal (m/s)
a
= percepatan (m/s2)
t
= waktu (s)
Untuk
menentukan jarak yang ditempuh setelah t detik adalah sebagai berikut:
s =
v0t +/- 1/2 at2
V
= kecepatan (m/s)
V0
= kecepatan awal (m/s)
a
= percepatan (m/s2)
t
= waktu (s)
s
= jarak (m)
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
persamaan diatas adalah saat GLBB dipercepat tanda yang digunakan adalah (+) . Untuk
GLBB diperlambat tanda yang digunakan adalah (-) , catatan penting
disini adalah nilai percepatan (a) yang dimasukkan pada GLBB diperlambat
bernilai positif karena dirumusnya sudah menggunakan tanda negatif.
0 komentar:
Post a Comment